tadi dapet cerita menarik pas ngobrol di warung makan,
beliau alumni tebuireng, dan sekarang anaknya mondok di muallimat cukir, katanya, "skrg muallimat ketat sekali, beda sama Aliyah, walaupun gak ketat tapi siswa siswinya disiplin. keluar walaupun tanpa izin tapi pasti balik ketika masuk jam pelajaran, disitulah lahir dari hati siswa dan siswi Aliyah, kalau mereka yg butuh ilmu bukan ilmu yg mencari mereka, dan dulu kalo di pondok setiap santri yg punya bakat pasti di dorong sama santri senior, yang gabisa pun diajak, mereka pasti tertarik soalnya malu kalo gabisa apa-apa ". Lalu saya jawab, "kalo skrg ya sama saja pak, semuanya ketat, gak ada yg keluar tanpa surat izin, malah terkadang saat mereka jujur misalkan mau ke ATM ambil uang jajan tidak boleh, dengan kreatifnya mereka bilang mau bayar SPP, kadang juga mereka keluar hanya karena jenuh di sekolah buat minum kopi diluar, juga dg cara yg kreatif. terus gaenaknya skrg semua yg punya bakat harus berjuang sendirin buat ngembangin bakat yg mereka punya". Beliau berkomentar, " terus terang saya hawatir sebenarnya, kalau mungkin dengan diperketat bisa berhasil, saya tidak yakin saat sudah keluar nanti mereka siap menerima dunia luar. karena tidak begitu caranya pembelajaran karakter yg dapat melekat dalam jiwanya. iya kalau kambing, di ikat mereka akan diam dan setelah di biarkan disitu selama satu bulan mereka sadar kalau itu rumah mereka, lah ini itu manusia mas, bukan begitu caranya mereka butuh media buat megembangkan bakat yang mereka punya, sekali lagi singa liar sama singa yg di kandang sangatlah berbeda, kalau mereka di adu lari tau kan siapa yg menang... ? tapi kalau singa yang tinggal dikandang dilatih.. saya yakin lebih hebat dari pada singa yg hidup liar di hutan. Nah seharusnya yg baik itu kita kembangkan didalam dan kita biarkan sesekali melihat keluar agar tau mana yg baik untuk kiyta ikuti dan kita jauhi, supaya mereka tidak kaget dan terpengaruh dunia luar yg jahat. buat lanjutannya lain kali kalau ada waktu buat nulis :)
beliau alumni tebuireng, dan sekarang anaknya mondok di muallimat cukir, katanya, "skrg muallimat ketat sekali, beda sama Aliyah, walaupun gak ketat tapi siswa siswinya disiplin. keluar walaupun tanpa izin tapi pasti balik ketika masuk jam pelajaran, disitulah lahir dari hati siswa dan siswi Aliyah, kalau mereka yg butuh ilmu bukan ilmu yg mencari mereka, dan dulu kalo di pondok setiap santri yg punya bakat pasti di dorong sama santri senior, yang gabisa pun diajak, mereka pasti tertarik soalnya malu kalo gabisa apa-apa ". Lalu saya jawab, "kalo skrg ya sama saja pak, semuanya ketat, gak ada yg keluar tanpa surat izin, malah terkadang saat mereka jujur misalkan mau ke ATM ambil uang jajan tidak boleh, dengan kreatifnya mereka bilang mau bayar SPP, kadang juga mereka keluar hanya karena jenuh di sekolah buat minum kopi diluar, juga dg cara yg kreatif. terus gaenaknya skrg semua yg punya bakat harus berjuang sendirin buat ngembangin bakat yg mereka punya". Beliau berkomentar, " terus terang saya hawatir sebenarnya, kalau mungkin dengan diperketat bisa berhasil, saya tidak yakin saat sudah keluar nanti mereka siap menerima dunia luar. karena tidak begitu caranya pembelajaran karakter yg dapat melekat dalam jiwanya. iya kalau kambing, di ikat mereka akan diam dan setelah di biarkan disitu selama satu bulan mereka sadar kalau itu rumah mereka, lah ini itu manusia mas, bukan begitu caranya mereka butuh media buat megembangkan bakat yang mereka punya, sekali lagi singa liar sama singa yg di kandang sangatlah berbeda, kalau mereka di adu lari tau kan siapa yg menang... ? tapi kalau singa yang tinggal dikandang dilatih.. saya yakin lebih hebat dari pada singa yg hidup liar di hutan. Nah seharusnya yg baik itu kita kembangkan didalam dan kita biarkan sesekali melihat keluar agar tau mana yg baik untuk kiyta ikuti dan kita jauhi, supaya mereka tidak kaget dan terpengaruh dunia luar yg jahat. buat lanjutannya lain kali kalau ada waktu buat nulis :)