Balik Ke Pesantren (3)
Ket :
Gua = ϖ Dia = ϔ
Selamat membaca dan jangan lupa do’a,
ϖ Waktu
itu gua udah di pondok, di kamar kk 203 kalo kalian tau, dan gua hampir gila. 10 Januari 2014,
02:15 malam hari, gua minta izin buat pertama kalinya nelpon dia, dan dia pun mengizinkanya.
Gua takut kalo ternyata suaranya laki-laki, hahahaha becanda kok. Suara kecil
dengan nada lembut yang bikin gua merinding-merinding cinta. “ Ah, andai
sekarang aku bisa mendengarkannya, pasti aku sedang bermimpi ". Saat itu
juga jantung gua mendetakkan gelombang yang indah, dan menghasilkan irama-irama
cinta. Mungkin menurut kalian gua alay, tapi menurut gua sedikit. Tapi akhirnya
gua bisa mengendalikan diri, dan beginilah isinya.
ϖ :
“ Assalamu’alaikum ”
ϔ :
“ Iya, ‘alaikumsalam ”
ϖ :
“ Ini dengan nona zahra? ”
ϔ :
“ Iya benar, ada yang bisa saya bantu?. Hahahaha ”
ϖ :
“ Bisa bantu buat temenin saya menempuh hidup ke depan dan selamanya? ”
ϔ :
“ Hahahaha, kamu mah emang bener- bener ya! ”
ϖ :
“ Boleh aku panggil kamu sayang? ”
ϔ :
“ ._. iya, tapi kalo aku gak panggil kamu sayang, gapapa kan? ”
ϖ :
“ Gapapa kok, asal kamu bahagia ” (Tuhan, ini sakit banget)
ϔ :
“ Aku selalu bahagia kok kalo ngobrol sama kamu! ”
Ah Tuhan, kenapa terus begini? Kenapa aku harus di
gantungin sama cinta, Bukankah kita sudah bikin rencana dengan baik?. Aku sakit
tuhan!, tapi jangan balas dia, karena aku cinta dia. Jika engkau terpaksa balas
dia, maka balas dia untuk mencintaiku juga, seperti aku mencintainya. Sampai
nanti tuhan.
ϖ :
“ Aku juga bahagia kok! ”
ϔ :
“ Aku seneng dengernya J ”
ϖ :
“ Suara kamu unik, bikin aku merinding ”
ϔ :
“ Hahahaha, kok bisa? ”
ϖ : “ Bayangin aja, suara
selembut ini di malam hari gimana gak merinding? ”
ϔ :
“ Hahahaha, ada-ada aja! ”
ϖ : “ Kamu pengen lihat
malaikatku malam ini nggak? ”
ϔ :
“ Malaikat?, emang gimana caranya? ”
ϖ : “ Coba kamu ambil kaca,
nanti kamu lihat di di dalamnya sambil senyum ”
ϔ :
“ Kamu mah ih, emang raja gombal ya! ”
ϖ : “ kamu tau gak, setiap
aku buka hp aku senyum-senyum senyum? ”
ϔ :
“ Nggak tau!, emang kenapa? ”
ϖ : “ Soalnya wallpapernya
foto kamu ”
ϔ :
“ Hahahahahah, nanti kalo ada yang lihat gimana? ”
ϖ : “ Aku gak pernah ragu
buat bilang ke mereka, “dia istriku!” walaupun kamu gak pernah terima aku! ”
ϔ :
“ Aku terharu tau :’( ”
ϖ : “ Terserah, kamu
terharu apa tidak. Hakmu ”
ϔ Malam
itu aku seperti ratu, bagaimana tidak? Aku selalu di berikan pujian atau lebih
tepatnya gombalan yang nyaris bikin aku terbang tak karuan. Cha andai kamu tau,
waktu itu aku sudah jatuh hati padamu, tapi aku masih trauma sama yang namanya
pacaran!. Kali inikalian boleh benci sama aku.
ϔ :
“ Kamu pernah punya pacar? ”
ϖ : “ Pernah, tapi gak
pernah punya mantan! ”
ϔ :
“ Lah kok bisa?, berarti kamu masih pacaran? ”
ϖ : “ Nggak lah, bagiku
mantan itu tidak ada!, yang ada hanya calon yang tersisihkan, mereka gagal
bikin aku bahagia ”
ϔ :
“ Keren keren, berarti kamu sakit hati? ”
ϖ : “ Ah, mereka emang gak
pantes di sebut mantan. Sebutan yang cocok buat mereka itu setan!, mintanya di
turutin terus, padahal kemauan mereka itu menyakiti kita!, sama kan? ”
ϔ :
“ Aku setuju!, Aku juga pernah sakit hati sama setan, dan anehnya kenapa aku
bisa kuat setahun seperti itu? ”
ϖ : “ Jangan tanya kenapa,
namanya juga setan! ”
ϔ :
“ Hahahaha iya ya. ”
Semuanya berawal dari situ, kita
punya pemikiran yang sama dalam hal perasaan dan cinta. Aku merasa kita banyak
kecocokan, tapi aku masih belum siap jadian, lagian menurutku dari pada aku
nanti jadi setan mending aku jadi teman, eh bukan teman.. aku gak mau kalau
hanya sekedar teman!. Anggap saja ini sebuah ikatan yang sulit untuk di
ungkapkan.
ϖ “
Elu mah enak banget milih buat HTS nah gua, sakit tau ”. Percakapan itu pun
mengalir dengan indah, rasa cinta gua ke dia makin dalam, begitu juga rasa
“nyesek” gua. Besoknya gua sengaja ngilang beberapa hari. Bisa karena gua emang
sibuk, bisa juga biar nyesek gua sedikit hilang. Ra andai kamu tau, tidak ada
manusia yang membuatku bahagia dan sedih dalam waktu yang sama, kamu hebat.
ϔ “
Hahahaha iya iya, maaf cengku sayaaaaang. Sekarang udah nikah kok, udah resmi !
Yakan! ”. Mungkin dia sibuk, atau mungkin dia udah nyerah?. Aku bener-bener
jatuh hati pada dia, tapi belum siap pacaran, trus gimana? Aku takut kalo dia
nyerah!, aku sedih. Aku mulai sedikit-sedikit cerita tentang dia ke temenku di
kamar, tapi aku gak pernah bilang dia pacarku.
Cha, kamu emang easy come easy go. Dan ini bukti nyatanya.
0 comments:
Post a Comment