Tebuireng.org - Hasil Diskusi Mahasiswa Ma'had Aly Hasyim Asy'ari bersama Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir KH. Salahuddin Wahid pada 25 September 2012
Belakangan terdapat sejumlah tindakan penghinaan terhadap agama Islam yang dilakukan oleh beberapa kelompok di sejumlah negara yaitu film Innocence of Moslem di Amerika Serikat, karikatur di Perancis dan Jerman.
|
Di Libya Duta Besar Amerika Serikat, Christopher Stevens, terbunuh karena sikap anarki massa. Di Jakarta, kedutaan Amerika Serikat dilempari batuoleh kelompok FPI. Gerai McDonald's di Makassar juga dirusak. Pemerintah AS sudah meminta maaf, bahkan menahan pembuat film Innocence of Moslems, tetapi terlambat ketika aksi kekerasan telah terjadi.
Dalam sejarahnya, penghinaan terhadap Rasulullah SAW ada sejak zaman beliau hidup. Seperti ketika beliau di Thoif dilempari batu, diludahi dan berbagai macam sikap sinis lainnya. akan tetapi sikap Nabi ialah bersabar. Bahkan beliau mendoakan kepada mereka Allahummahdi qawmi fainnahum la ya'lamun" Wahai Tuhanku berilah petunjuk kepda kaumku karena ia belum tahu. Alhasil tidak ada sikap benci atau pembalasan dari Rasulullah SAW.
Pasca zaman nabi, para ulama kdmudian merumuskan sebuah hukumsabbunnabi (menghina nabi). Maka dalam kitab-kitab klasik disebutkanbahwa orang yang menghina Rasulullah SAW hukumnya dibunuh, baik itumuslim ataupun bukan. Pendapat ini dikutip Ibnu Mundzir dari Imam Ahmad, Malik, Syafii, Laits, Ishaq dan Ibnu Taimiyyah yang bertendensipada firman Allah surat At-Taubah ayat 61-66 dan Al-Ahzab 57.
Menurut hemat kami, hukum diatas hanya berlaku di negara Islam yang sepenuhnya memberlakukan hukum Islam. Dan harus dilakukan melalui proses hukum di pengadilan. Jika hukum ini memang ingin diterapkan maka yang dihukum mati ialah produser film Innocence of Moslems, bukan tindakan membunuh Dubes AS di Libya diluar proses hukum. Ini kesalahan besar jika mereka yang tidak menahu tiba-tiba terjerat hukum bahkan sampai terancam nyawanya.
Opsi lain jika memang hukum "dibunuh" ingin diterapkan bukan berarti dibunuh jasadnya, akan tetapi sifat dan perbuatan menghina nabi ditiadakan. Bisa dengan himbauan dari pimpinan negara dan tokoh agama akan kesadaran pribadi. Dengan demikian akan tercipta umat beragama yang saleh baik dalam ranah ritual, sosial maupun individual.
Dahulu ada seorang yang menghina nabi habis-hasbisan melalui perkataan juga tulisan berupa syair. Ia bernama Ka'b bin Zuhair. Nabi bersikap biasa dan memaafkannya, para sahabat yang hendak membuh Ka'ab pun tidak dizinkan Nabi. Hingga akhirnya Ka'b sadar bahwa perbuatannya itu salah dan tobat hingga masuk Islam.
Kemudian ternyata sahabat Ka'b inilah yang mempelopori terciptanya madaih al-nabawiyyah(syair-syair pujian kepada nabi) dalam khazanah keislaman. Puisinya yang berjudul Banat Su'ad mendapat apresiasi tinggi dari Rasulullah. Dan beliau menghadiahi selimut hijaunya (burdah) kepada Ka'b. Dari sini lahirlah pujangga-pujangga Islam yang banyak menulis puisi pujian kepada Nabi seperti Imam Bushiri, Al-Nabhani, al-Barzanji dan sebagainya.Seandainya Ka'b dibunuh karena telah mencela nabi, maka tidak akan ada pula tradisi madaih al-nabawiyyah. Wallahu a'lam
Berkenaan dengan munculnya Film Innocence of Muslims, Mahasiswa Mahad Aly Pesantren Tebuireng berpendapat bahwa:
1.Sangat tidak layak untuk diproduksi, dipublikasi maupun disaksikan.
2.Produser film dan pihak-pihak yang terkait di dalamnya harus bertanggungjawab secara hukum
3.Sikap protes atas film tersebut tidak boleh dilakukan dengan aksi anarkis
4. AS dan negara Barat lainnya perlu mengevaluasi kebebasan berekspresi mereka supaya sesuai dengan International Covenant on Civil and Political Right (ICCPR) terutama pasal 21 yang menyatakan bahwa ada larangan terhadap ekspresi yang menyebarkan kebencian, diskriminasi dan penghasutan tindak kekerasan. []
0 comments:
Post a Comment