“Sejak menjabat PM Singapura, Lee Kuan Yeuw pakai tukang cukur pribadi yang rutin melayaninya tiga minggu sekali. Suatu hari, saat Lee mulai botak dan rambutnya menipis, tukang cukur bertanya,
‘Tuan PM, kapan Anda berhenti dari jabatan?’
Diam sejenak, Lee menjawab arif,
‘Terserah rakyat saja… pemilu masih tiga tahun lagi’.
Tukang cukur tak berkomentar. Hanya guntingnya bergerak sigap. Tapi beberapa jurus kemudian ia mengulangi pertanyaan yang sama,
‘Tuan PM, kapan Anda berhenti dari jabatan?’
Lee pun memberi jawaban standar yang diucapkan dengan sabar.
Lee baru naik darah ketika hanya beberapa menit kemudian tukang cukur lagi-lagi menanyakan hal yang sama seperti orang sinting yang nyinyir. Ia bangkit dan melotot,
‘Kamu kenapa sih? Mau jadi pembangkang ya?!’
‘Oh, tidak, Tuan’, tukang cukur –ajaibnya– tenang-tenang saja, ‘saya tak mau berurusan dengan politik’.
‘Habis? Ngapain kamu nanya-nanya gitu terus?’
Tukang cukur angkat bahu,
‘Itu cuma soal teknis’, katanya, ‘setiap saya lontarkan pertanyaan itu, rambut Anda berdiri… jadi lebih gampang dipotong’ “.
0 comments:
Post a Comment